Tuesday, 3 September 2013

Siapa Diri Zahir


Diri zahir adalah ciptaan Tuhan sebagai pakaian-pakaian yang diperbuat daripada kulit, daging, urat saraf dan tulang. Segalanya nampak  dipandang dan difikirkan. Kehidupannya telah dirancang Tuhan dan bergantung dengan asbab fitrah ciptannya. Dihias dan dibentuk dengan rupa yang tidak siapa mampu mengubah kedudukan asal ciptaanNya. Segala sususnannya sempurna sehingga si pemakai yang bakal memakai diri zahir itu akan kagum melihat kecantikan pakaiannya lalu menyangka itulah dirinya. Ada juga Allah ciptakan pakaian yang kurang sempurna sehingga jiwa yang memakai kurang selesa. Namun si pemakai tidak mengerti kenapa jadi demikian.
Mata, telinga, mulut dan semua anggota adalah alat kepada si pemakai untuk beribadat kepada Allah. Itulah amanah Allah dan itulh tujuan pakaian tubuh kepada jiwa. Dengan alat tubuh itu juga, jiwa kaan merasa nikmat dunia yang kasar. Tanpa tubuh, jiwa tidak merasai nikmat kasar itu kerana jiwa jiwa itu tidak terkesan oleh sesuatu. Dengan itu, Allah ciptakan jin, malaikat sebagai bukti ciptaan halus yang merasa nikmat Allah  dengan cara yang halus juga.
Diri zahir hidup dengan perintah Allah. Darah yang mengalir dan penafasannya bergerak mengikut sunnah Allah yang ditetapkan sebagaimana peredaran malam dan siang. Jiwa sebagai si pemakai tidak perlu memikirkan perjalanannya, sebaliknya menyempurnakan hak jasad mengikut kadar ditetapkan Allah seperti keperluan makan dan minumnya, kesihatan dan kebersihannya. Jasad juga adalah makhluk Tuhan yang menjadi saksi kepada si pemakai. Allah membentuk tubuh dan menjaganya dalam rahim seorang ibu.
Tidaklah Allah mencipta keburukan bagi tubuh itu melainkan Allah menciptanya dari apa yang berasal dari kedua ibubapanya. Jika keduanya makan dari makanan yang bersih lagi halal, maka bersihlah tubuh itu. Jika amalan kedua ibubapanya buruk, maka buruklah seketul darah yang membentuk daging dan hati tubuhnya.
Walau apapun, Allah adalah pencipta yang Maha Mengetahui ciptaanNya. Setiap ciptaan itu ada kelebihan dan kekurangannya, kuat dan lemahnya, sihat dan sakitnya bergantung atas ketetapan sunnah Allah. Akhirny akan hancur juga menjadi asalnya tanah. Dari tanah juga akan keluar tubuh yang hancur itu untuk menjadi saksi.
Maka, semua tubuh itu hanyalah tenunan-tenunan dari hasil tanah menjadi makanan dan disirat menjadi benih-benih yang tersimpan. Sejauh mana rupa asal tanah telah diubah hakikatnya tanah jua. Tanah yang berbagai warna dan bentuknya. Maka berhati-hatilah wahai jiwa kepada tanah yang menjadi saksi di mana saja jiwa berdiri.

Sekian.

No comments: